Transformasi siswa melalui coaching: langkah efektif untuk kembangkan potensi maksimal.

5 minute read

 Kali pertama mengenal kata coach dan coachee



Ketika saya masih berkuliah S2 di Jogja, saya memiliki impian untuk menjadi penulis yang handal. Namun, saya masih kurang paham tentang bagaimana cara mengembangkan kemampuan menulis saya dengan baik. Suatu hari, saya menemukan sebuah postingan di Facebook tentang workshop menulis yang diadakan oleh seorang penulis ternama bernama AA Kunto.

Saya memutuskan untuk mengikuti workshop tersebut, karena ingin belajar dari seorang yang sudah ahli dalam bidang menulis. Itulah pertama kalinya saya mengenal kata "coach" dan "coaching". Saya merasa penasaran dengan pendekatan coaching dalam menulis dan ingin mencoba belajar lebih lanjut.

Saat hari workshop tiba, saya bertemu dengan AA Kunto di Jalan Ring Road Utara. Beliau sangat baik dan ramah, dan saya langsung merasa nyaman berada di sekitarnya. Kami bertemu di sebuah hotel di Jogja untuk mengikuti workshop tersebut.

Dalam workshop tersebut, AA Kunto memberikan banyak ilmu dan keterampilan menulis yang sangat bermanfaat bagi saya. Namun, yang paling menantang adalah saat beliau menantang saya untuk menulis sebuah buku dalam waktu 30 hari.

Pada awalnya, saya merasa sangat tidak yakin dan tidak percaya diri dengan tantangan ini. Namun, dengan dukungan dan bimbingan dari AA Kunto, saya berhasil menyelesaikan buku tersebut dalam waktu 30 hari yang ditentukan. Hal ini membuat saya merasa sangat bangga dan senang.

Pendekatan coaching yang diberikan oleh AA Kunto benar-benar membantu saya dalam mengembangkan potensi menulis saya. Saya belajar banyak tentang cara menulis yang efektif dan efisien, serta menjadi lebih percaya diri dengan kemampuan menulis saya.

Kini, saya sangat bersyukur dengan kesempatan tersebut dan merasa sangat terbantu dengan pendekatan coaching dalam mengembangkan kemampuan menulis saya. Saya sangat merekomendasikan pendekatan coaching dalam bidang apapun kepada siapa saja yang ingin mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

Beberapa tahun yang lalu, saya memiliki kesempatan untuk mengikuti sebuah workshop menulis yang dipandu oleh seorang penulis ternama bernama AA Kunto. Saat itu saya masih awam dengan konsep coaching, namun setelah mengikuti workshop tersebut saya semakin tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang pendekatan coaching.

Bertemu kembali dunia coaching di Guru Penggerak

Beberapa waktu kemudian, saya mengetahui tentang kegiatan guru penggerak yang juga menggunakan pendekatan coaching dalam dunia pendidikan. Saya merasa sangat senang dan bersemangat untuk bisa mengikuti kegiatan tersebut. Namun, dalam tes simulasi mengajar pertama saya, saya gagal. Meskipun demikian, saya tidak patah semangat dan tetap berusaha.

Ketika saya mengikuti tes yang kedua kalinya, saya berhasil melewati tes tersebut dan diangkat sebagai salah satu guru penggerak. Selama mengikuti kegiatan ini, saya semakin memahami bahwa coaching jauh berbeda dengan workshop, fasilitator, mentoring, atau instruktur.

Pendekatan coaching tidak hanya memberikan teori, namun juga membantu siswa untuk memahami dan mengimplementasikan konsep yang diajarkan melalui latihan dan pengalaman. Coaching juga mendorong siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka dan memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam coaching, siswa tidak dianggap sebagai objek yang harus diisi dengan pengetahuan, tetapi sebagai subjek yang aktif dan memiliki potensi yang unik. Coach tidak hanya memberikan jawaban yang tepat, tetapi membantu siswa untuk menemukan jawaban tersebut melalui proses coaching.

Saya sangat bersyukur telah memiliki kesempatan untuk belajar tentang coaching, dan saya yakin bahwa pendekatan ini akan membantu saya sebagai seorang guru untuk membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka. Coaching telah memberikan pandangan baru dalam dunia pendidikan, dan saya sangat merekomendasikan untuk semua guru dan pengajar untuk mempelajari dan menerapkan pendekatan coaching dalam proses pembelajaran mereka.

Untuk menjadi seorang coach yang efektif, terdapat prinsip-prinsip dan kompetensi inti yang perlu dikuasai. Berikut ini adalah beberapa prinsip coaching yang penting untuk dipahami:

  1. Kemitraan: Coach dan coachee bekerja sebagai tim yang saling mendukung dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
  2. Proses kreatif: Coaching melibatkan proses kreatif untuk membantu coachee mengembangkan gagasan-gagasan baru dan mencapai potensi maksimal.
  3. Memaksimalkan potensi: Coaching bertujuan untuk membantu coachee memaksimalkan potensi yang dimilikinya, bukan hanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Selain prinsip-prinsip tersebut, terdapat pula beberapa kompetensi inti yang harus dimiliki oleh seorang coach:

  1. Kehadiran penuh: Coach harus sepenuhnya terlibat dalam proses coaching dan fokus pada coachee.
  2. Mendengarkan aktif: Coach harus mendengarkan dengan cermat dan memberikan perhatian penuh pada coachee.
  3. Mengajukan pertanyaan berbobot: Coach harus mampu mengajukan pertanyaan yang relevan dan membantu coachee memperjelas tujuannya.
  4. Mendengarkan dengan RASA: Coach harus mampu membaca situasi dan merespons dengan empati dan sensitivitas pada coachee.

Selain memahami prinsip dan kompetensi inti coaching, ada juga alur TIRTA dalam coaching yang sering digunakan oleh para coach untuk membantu coachee mencapai tujuannya.

TIRTA sendiri merupakan singkatan dari:

  1. Tujuan: Menanyakan tujuan coachee dan membantu coachee menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik.
  2. Identifikasi: Menggali kondisi dan kendala coachee yang menghalangi pencapaian tujuan.
  3. Rencana Aksi: Menanyakan solusi dan rencana yang akan dilakukan oleh coachee untuk mencapai tujuan.
  4. Tanggung Jawab: Menanyakan komitmen coachee untuk menerapkan rencana aksi dan bertanggung jawab atas pencapaian tujuan.

Penerapan alur TIRTA ini bisa membantu para guru dan siswa untuk memahami proses coaching dan merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan mereka.

Terakhir, penting untuk diingat bahwa coaching bukan hanya untuk guru dan siswa, tetapi juga bisa digunakan oleh siapa saja yang ingin mengembangkan potensi diri dan mencapai tujuan hidupnya. Coaching merupakan suatu investasi dalam diri sendiri dan dapat membawa perubahan yang signifikan dalam hidup seseorang.

Terakhir, coaching juga dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di sekolah, baik bagi guru maupun peserta didik. Bagi guru, coaching dapat membantu mengatasi kendala dalam pembelajaran, meningkatkan keterampilan mengajar, dan membantu memecahkan masalah-masalah yang muncul di kelas. Sedangkan bagi peserta didik, coaching dapat membantu mengenali minat dan gaya belajar, serta mendukung pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional.

Dalam menghadapi siswa yang sulit mengenali minat, coach dapat menerapkan coaching untuk membantu siswa merasakan pembelajaran bermakna. Dengan coaching, siswa dapat lebih fokus pada potensi dan minat mereka, sehingga mereka dapat menentukan tujuan belajar yang jelas dan meraih prestasi yang lebih baik.

Dalam dunia pendidikan, penting untuk mengembangkan potensi siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu pendekatan yang efektif adalah coaching, yang dapat membantu guru dan siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka. Dalam coaching, siswa dianggap sebagai subjek yang aktif dan memiliki potensi yang unik, sehingga mereka dapat dipandu untuk mencapai tujuan yang realistis dan sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.

Melalui coaching, guru juga dapat mengembangkan keterampilan personal dan profesional, dan memahami gaya belajar siswa untuk memberikan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Coaching juga dapat membantu siswa mengatasi kendala dalam pembelajaran dan meraih kesuksesan di masa depan.

Saya berharap bahwa semua guru dan pengajar di Indonesia dapat mempelajari dan menerapkan pendekatan coaching dalam proses pembelajaran mereka. Mari kita bersama-sama menggali potensi siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salam bahagia untuk semua guru Indonesia, semoga sukses selalu!