Transformasi siswa melalui coaching: langkah efektif untuk kembangkan potensi maksimal.
Kali pertama mengenal kata coach dan coachee
Ketika saya masih berkuliah S2 di Jogja, saya memiliki
impian untuk menjadi penulis yang handal. Namun, saya masih kurang paham tentang
bagaimana cara mengembangkan kemampuan menulis saya dengan baik. Suatu hari,
saya menemukan sebuah postingan di Facebook tentang workshop menulis yang
diadakan oleh seorang penulis ternama bernama AA Kunto.
Saya memutuskan untuk mengikuti workshop tersebut, karena
ingin belajar dari seorang yang sudah ahli dalam bidang menulis. Itulah pertama
kalinya saya mengenal kata "coach" dan "coaching". Saya
merasa penasaran dengan pendekatan coaching dalam menulis dan ingin mencoba
belajar lebih lanjut.
Saat hari workshop tiba, saya bertemu dengan AA Kunto di
Jalan Ring Road Utara. Beliau sangat baik dan ramah, dan saya langsung merasa
nyaman berada di sekitarnya. Kami bertemu di sebuah hotel di Jogja untuk
mengikuti workshop tersebut.
Dalam workshop tersebut, AA Kunto memberikan banyak ilmu dan
keterampilan menulis yang sangat bermanfaat bagi saya. Namun, yang paling
menantang adalah saat beliau menantang saya untuk menulis sebuah buku dalam
waktu 30 hari.
Pada awalnya, saya merasa sangat tidak yakin dan tidak
percaya diri dengan tantangan ini. Namun, dengan dukungan dan bimbingan dari AA
Kunto, saya berhasil menyelesaikan buku tersebut dalam waktu 30 hari yang
ditentukan. Hal ini membuat saya merasa sangat bangga dan senang.
Pendekatan coaching yang diberikan oleh AA Kunto benar-benar
membantu saya dalam mengembangkan potensi menulis saya. Saya belajar banyak
tentang cara menulis yang efektif dan efisien, serta menjadi lebih percaya diri
dengan kemampuan menulis saya.
Kini, saya sangat bersyukur dengan kesempatan tersebut dan
merasa sangat terbantu dengan pendekatan coaching dalam mengembangkan kemampuan
menulis saya. Saya sangat merekomendasikan pendekatan coaching dalam bidang
apapun kepada siapa saja yang ingin mengembangkan potensi mereka secara
maksimal.
Beberapa tahun yang lalu, saya memiliki kesempatan untuk
mengikuti sebuah workshop menulis yang dipandu oleh seorang penulis ternama
bernama AA Kunto. Saat itu saya masih awam dengan konsep coaching, namun
setelah mengikuti workshop tersebut saya semakin tertarik untuk mempelajari
lebih dalam tentang pendekatan coaching.
Bertemu kembali dunia coaching di Guru Penggerak
Beberapa waktu kemudian, saya mengetahui tentang kegiatan
guru penggerak yang juga menggunakan pendekatan coaching dalam dunia
pendidikan. Saya merasa sangat senang dan bersemangat untuk bisa mengikuti
kegiatan tersebut. Namun, dalam tes simulasi mengajar pertama saya, saya gagal.
Meskipun demikian, saya tidak patah semangat dan tetap berusaha.
Ketika saya mengikuti tes yang kedua kalinya, saya berhasil
melewati tes tersebut dan diangkat sebagai salah satu guru penggerak. Selama
mengikuti kegiatan ini, saya semakin memahami bahwa coaching jauh berbeda
dengan workshop, fasilitator, mentoring, atau instruktur.
Pendekatan coaching tidak hanya memberikan teori, namun juga
membantu siswa untuk memahami dan mengimplementasikan konsep yang diajarkan
melalui latihan dan pengalaman. Coaching juga mendorong siswa untuk mencapai
potensi terbaik mereka dan memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan tersebut.
Dalam coaching, siswa tidak dianggap sebagai objek yang
harus diisi dengan pengetahuan, tetapi sebagai subjek yang aktif dan memiliki
potensi yang unik. Coach tidak hanya memberikan jawaban yang tepat, tetapi
membantu siswa untuk menemukan jawaban tersebut melalui proses coaching.
Saya sangat bersyukur telah memiliki kesempatan untuk
belajar tentang coaching, dan saya yakin bahwa pendekatan ini akan membantu
saya sebagai seorang guru untuk membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka.
Coaching telah memberikan pandangan baru dalam dunia pendidikan, dan saya
sangat merekomendasikan untuk semua guru dan pengajar untuk mempelajari dan
menerapkan pendekatan coaching dalam proses pembelajaran mereka.
Untuk menjadi seorang coach yang efektif, terdapat
prinsip-prinsip dan kompetensi inti yang perlu dikuasai. Berikut ini adalah
beberapa prinsip coaching yang penting untuk dipahami:
- Kemitraan:
Coach dan coachee bekerja sebagai tim yang saling mendukung dan
berkolaborasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
- Proses
kreatif: Coaching melibatkan proses kreatif untuk membantu coachee
mengembangkan gagasan-gagasan baru dan mencapai potensi maksimal.
- Memaksimalkan
potensi: Coaching bertujuan untuk membantu coachee memaksimalkan potensi
yang dimilikinya, bukan hanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Selain prinsip-prinsip tersebut, terdapat pula beberapa
kompetensi inti yang harus dimiliki oleh seorang coach:
- Kehadiran
penuh: Coach harus sepenuhnya terlibat dalam proses coaching dan fokus
pada coachee.
- Mendengarkan
aktif: Coach harus mendengarkan dengan cermat dan memberikan perhatian
penuh pada coachee.
- Mengajukan
pertanyaan berbobot: Coach harus mampu mengajukan pertanyaan yang relevan
dan membantu coachee memperjelas tujuannya.
- Mendengarkan
dengan RASA: Coach harus mampu membaca situasi dan merespons dengan empati
dan sensitivitas pada coachee.
Selain memahami prinsip dan kompetensi inti coaching, ada
juga alur TIRTA dalam coaching yang sering digunakan oleh para coach untuk
membantu coachee mencapai tujuannya.
TIRTA sendiri merupakan singkatan dari:
- Tujuan:
Menanyakan tujuan coachee dan membantu coachee menetapkan tujuan yang
jelas dan spesifik.
- Identifikasi:
Menggali kondisi dan kendala coachee yang menghalangi pencapaian tujuan.
- Rencana
Aksi: Menanyakan solusi dan rencana yang akan dilakukan oleh coachee untuk
mencapai tujuan.
- Tanggung
Jawab: Menanyakan komitmen coachee untuk menerapkan rencana aksi dan
bertanggung jawab atas pencapaian tujuan.
Penerapan alur TIRTA ini bisa membantu para guru dan siswa
untuk memahami proses coaching dan merencanakan langkah-langkah untuk mencapai
tujuan mereka.
Terakhir, penting untuk diingat bahwa coaching bukan hanya
untuk guru dan siswa, tetapi juga bisa digunakan oleh siapa saja yang ingin
mengembangkan potensi diri dan mencapai tujuan hidupnya. Coaching merupakan
suatu investasi dalam diri sendiri dan dapat membawa perubahan yang signifikan
dalam hidup seseorang.
Terakhir, coaching juga dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan di sekolah, baik bagi guru maupun peserta didik. Bagi guru,
coaching dapat membantu mengatasi kendala dalam pembelajaran, meningkatkan
keterampilan mengajar, dan membantu memecahkan masalah-masalah yang muncul di
kelas. Sedangkan bagi peserta didik, coaching dapat membantu mengenali minat
dan gaya belajar, serta mendukung pembelajaran berdiferensiasi dan sosial
emosional.
Dalam menghadapi siswa yang sulit mengenali minat, coach
dapat menerapkan coaching untuk membantu siswa merasakan pembelajaran bermakna.
Dengan coaching, siswa dapat lebih fokus pada potensi dan minat mereka,
sehingga mereka dapat menentukan tujuan belajar yang jelas dan meraih prestasi
yang lebih baik.
Dalam dunia pendidikan, penting untuk mengembangkan potensi
siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu pendekatan yang
efektif adalah coaching, yang dapat membantu guru dan siswa untuk mencapai
potensi terbaik mereka. Dalam coaching, siswa dianggap sebagai subjek yang
aktif dan memiliki potensi yang unik, sehingga mereka dapat dipandu untuk
mencapai tujuan yang realistis dan sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
Melalui coaching, guru juga dapat mengembangkan keterampilan
personal dan profesional, dan memahami gaya belajar siswa untuk memberikan
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Coaching juga dapat membantu siswa
mengatasi kendala dalam pembelajaran dan meraih kesuksesan di masa depan.
Saya berharap bahwa semua guru dan pengajar di Indonesia
dapat mempelajari dan menerapkan pendekatan coaching dalam proses pembelajaran
mereka. Mari kita bersama-sama menggali potensi siswa dan meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Salam bahagia untuk semua guru Indonesia, semoga
sukses selalu!
Posting Komentar